Oleh Zaky Al Hamzah, Madinah, Arab Saudi MADINAH - Seusai mengunjungi Jabal Magnet, saya dan rekan Media Center Haji MCH Jeddah menjalani Shalat Dhuhur di Masjid Qiblatain. Masjid ini merupakan salah satu tempat ziarah di Kota Madinah bagi jamaah haji maupun umrah dari seluruh dunia. Dalam sejarah, Masjid Qiblatain ini adalah masjid pertama yang didirikan oleh Rasullulah Muhammad SAW sewaktu mampir di Quba dalam perjalanan beliau Hijrah ke Madinah. Lokasi Masjid Qiblatain berada di Jalan Khalid bin Al Walid, barat laut Kota Madinah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja menuju ke jurusan Wadi Aqiq. Masjid ini ada di atas bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah, sekitar tujuh kilometer dari Masjib dalam masjid ini ada mihrab yang mengarah Masjidil Haram, yang kini menjadi arah kiblat kaum muslimin. Orang yang datang ziarah ke masjid itu pun melaksanakan shalat wajib atau sunnah ke arah Masjidil Haram. Sedangkan mihrab berwarna putih yang tertempel di atas pintu utama masjid tersebut hanya sebagai sejarah yang menandakan bahwa pada zaman dahulu, Rasulullah Muhammad SAW pernah shalat ke arah Masjidil Aqsha, Palestina. Masjid Qiblatain ini menjadi salah satu dari tiga ikon masjid di Kota Madinah yang menjadi lokasi ziarah para jamaah haji maupun umrah. Dua masjid bersejarah lain adalah Masjid Nabawi dan Masjid interior di dalam masjid ini sungguh luar biasa. Menakjubkan. Terdapat rak Alquran warna putih nan apik dan menempel dinding utama dan dinding tiang bangunan masjid. Tumpukan Alquran pun tertata rapi. Karpet merah terhampar di semua ruangan, rasanya empuk dan nyaman saat kami shalat, terutama bersujud. Saya menjalani empat rakaat Shalat Dhuhur dengan perasaan tenang, hati berasa damai. Bisa karena khusyuk, bisa pula karena 'aura' dari doa dan tawassul karena masjid ini pernah digunakan Rasulullah Muhammad SAW saat Shalat Dhuhur, waktu bersamaan ketika saya beribadah di masjid tersebut. Meski tak dipasangi AC ukuran besar dan hanya kipas angin di setiap sudut, namun suhu ruangan di dalam masjid sangat sejuk. Meski di luar masjid saat itu terasa panas. Untuk pencahayaan, interior masjid ini diterangi oleh tiga lampu hias besar namun indah. Lampu-lampu itu menggantung menerangi ruangan utama masjid. Pada hiasan tersebut tersembul lampu neon berjumlah 36 buah. Ada tiga lampu hias seperti ini, yang satu memiliki lampu neon 24 buah, dan dua unit lain memiliki 36 lampu neon. Di samping kiri dan kanan lampu hias tersebut masih ada lampu yang ikut menerangi ruangan masjid tersebut. Saat saya dan rekan MCH menjalani Shalat Dhuhur, lampu-lampu tersebut tetap terang, apalagi saat malam hari. Menilik sejarahnya, masjid tersebut awalnya bernama Masjid Bani Salamah karena dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Pada suatu hari, Rasulullah Muhammad SAW melakukan ta'ziyah di rumah Ny Ummi Basyar di Kampung Salamah. Kehadiran Rasulullah Muhammad SAW sangat menyenangkan hati perempuan itu yang baru saja memakamkan salah satu putrinya. Sehingga mendorong Ny Ummi Basyar memasak makanan khusus dengan menyembelih seekor kambing dan mengundang Rasulullah Muhammad SAW makan di rumah tersebut. Ketika memasuki waktu Shalat Dhuhur, Rasulullah Muhammad SAW melaksanakan shalat di Masjid Bani Salamah. Ketika itu, Rasulullah Muhammad SAW melakukan Shalat Dhuhur dengan menghadap ke arah Masjidil kiblat shalat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah. Seperti yang tercantum dalam Alquran surah Ali Imran ayat 96; “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” Kemudian, ketika Rasulullah Muhammad SAW berada di Kota Madinah, kiblat selanjutnya ditetapkan di Al Quds atau Masjidil Aqsha di Palestina dengan mengarah ke utara. Saat penentuan kiblat di Al Quds ini, umat Islam sama dengan umat dari kaum lainnya, yaitu Nasrani dan Yahudi memusatkan ibadah di Palestina.
Jomkita kenali 6 tiang-tiang penting yang ada di dalam Raudhah. Tiang-tiang ini bukan sebarang tiang kerana suatu masa dahulu tiang-tiang ini ada kisah-kisah yang hebat di sebaliknya. Antara Tiang tersebut ialah:-. Tiang Sarir- Tiang ini ialah tiang di mana suatu masa dahulu adalah tiang di mana tempat Nabi Muhammad berehat dan di sini搜尋全站熱搜標籤 旅遊金徵文 小鎮騎趣欣傳媒服務欣傳媒欣講堂欣人堂BLOG欣嚴選欣會員客服問與答© ALL RIGHTS RESERVED沒有未讀通知看所有通知旅遊金0點我的訂閱建立部落格登出登入發布時間 ,月月抽好禮旅遊金徵文繽紛東南亞旅遊金欣傳媒旅遊金計畫泰國清萊清萊景點白廟泰北自由行泰北旅遊賴太太離家出走經濟艙推薦文章Sep 15, 26, 2019欣傳媒旅遊金10月徵文【實在好秋】募集規則Dec 15, 2020欣傳媒旅遊金主題徵文-【雲林玩很大】募集規則May 22, 2020欣傳媒旅遊金 【臺灣粉圈起來】徵文活動規則Oct 30, 2019欣傳媒旅遊金11月徵文【旅行的劇人】募集規則Sep 15, 2020欣傳媒旅遊金主題徵文【你農我農出遊趣】募集規則賴太太離家出走經濟艙 Sedangkantulisan hadits, kalau di kiblat masjid, maka tidak diragukan lagi itu pasti mengganggu, karena dapat menyebabkan sebagian makmum melirik tulisan itu dalam shalat. Para ulama rahimahumullah memakruhkan seseorang menulis sesuatu di kiblat masjid. Sementara kalau di rumah, tidak mengapa menulis hadits jika ada faedahnya. Xi'an - Masjid Agung Xi'An adalah masjid tertua dan terbesar di China. Traveler bisa melihat betapa indahnya ayat-ayat Alquran yang terukir di dinding Mosque of Xi'An usianya sudah tembus seribu tahun lebih. Meski sudah sangat tua, masjid ini masih tegak berdiri di tengah pasar yang menjual berbagai pernik hingga makanan halal. Hampir semua pedagangnya muslim. Banyak ibu cantik berjilbab dan pria berkopiah berjualan di pasar prasasti di batu, masjid ini mulai dibangun tahun 742 Masehi. Jadi sampai saat ini usianya hampir tahun. Total ada 150 ribu muslim di Provinsi Shaanxi tempat masjid ini berada. Masjidnya ada sekitar 150, 26 di antaranya ada di Xi'an. Warga muslim di Xian sendiri berjumlah sekitar 90 ribu Elvan/detikTravelMasjid bergaya Tiongkok ini berada di lokasi seluas 12 ribu meter persegi. Masjid ini jadi pusat di tengah keramaian ribuan turis yang meramaikan pasar oleh-oleh dan makanan halal. Pasar ini sangat ramai bahkan saat gerimis dan makin malam makin memasuki kawasan Masjid harus menembus gang pasar Hoa Cue yang sudah seperti pusat street 'halal' food di awalnya dan bercampur dengan pusat oleh-oleh di dalamnya. Makanan yang paling jadi favorit adalah sate kambing dalam potongan besar yang dijual 10 remimbi Yuan per tusuk. Wisatawan lokal maupun asing asyik membawa sate berbumbu ala timur tengah ini sambil Elvan/detikTravelBagi wisatawan yang hendak masuk ke masjid bisa membayar tiket infaq 25 remimbi Yuan, atau sekitar 50 ribu rupiah. Wisatawan memasuki beberapa pintu sampai tiba di halaman masjid yang luas dan berlantai batu masjid ini berbahan dasar kayu, beberapa mulai koyak. Namun tiang dan bagian dalam masjid masih sangat sangat menarik di dinding masjid ternyata ada ukiran ayat suci Alquran yang masih asli. Sangat mudah dibaca dan tidak ada yang rusak sama sekali. Di bawahnya ada terjemahan dalam aksara Elvan/detikTraveldetikTravel berkesempatan mengunjungi Masjid ini bersama Kedutaan China di Indonesia dan para pemimpin redaksi media nasional pada Rabu 25/10/2017. Imam Masjid Besar Xian Ding Ji Ping dengan senan hati menerima kami dan memberikan kisah kehidupan warga muslim di bernama muslim Ismail ini menuturkam ajaran islam masuk ke China lewat tiga cara yakni melalui penyebaran Islam khilafah, melalui pedagang arab, dan pasukan aran yang datang dan menetap di China di era perang dalam Masjid ini selain kegiatan ibadah juga ada kelas khusus untuk mengaju. Ia juga menuturkan di Xian umat muslim mendapatkan kebebasan dan support pemerintah China dalam pengelolaan masjid dan kegiatan keagamaan. van/wsw Ada150.000 mushaf Alquran di Masjidil Haram. Thursday, 6 Muharram 1444 / 04 August 2022 JAKARTA — Jika mengunjungi raudah di Masjid Nabawi, seseorang akan menemukan area yang berbeda. Karpet di sana berwarna hijau. Tak seperti karpet merah Masjid Nabi yang sudah diper luas beberapa kali lipat oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz as-Saud. Riwayatnya, raudah adalah jalur yang sehari-hari digunakan Nabi Muhammad berjalan dari rumahnya ke mim bar masjid. Diyakini kebanyakan jamaah, doa yang dipanjatkan di lokasi itu pasti diterima Allah. Lokasi itu juga dikenal sebagai sekutip tanah surga. Tak heran, ia menjadi salah satu tujuan utama jamaah haji dan umrah saat mengunjungi Masjid Nabawi. Ramai jamaah menitikkan air mata saat berdoa dan beribadah di sana. Pada puncak musim haji, lokasi itu terkadang ditutup guna mengantisipasi membeludaknya jamaah. Tiang-tiang di area raudah tampak berbeda. Tak seperti pilar tempat sujud tersebut di area lain yang tampak megah. Ya, tiang di area raudah merupakan bekas tempat para sahabat Rasulullah berjaga-jaga. Ketika Rasulullah mendakwahkan Islam di Madinah pada abad ketujuh, ada saja orang kafir yang memusuhi dan mengincarnya. Tak sekadar menghina, mereka mengancam kehidupan utusan Allah tersebut. Karena itulah para sahabat berjaga-jaga di area masjid. Oleh orang Arab, tiang-tiang itu disebut dengan ustuwanah. Salah satunya adalah ustuwanah al- Haris di sebelah utara tiang Attaubah. Tiang ini adalah tempat Ali bin Abi Thalib berjaga-jaga. Kalau dipanggil Rasulullah, Ali langsung bersegera untuk mendengarkan petuah sang Nabi. Lainnya adalah ustuwanah al-mukhallaqah. Di sini Rasulullah biasa men dirikan shalat. Tiang ini adalah tempat berlakunya peristiwa batang tamar sewaktu Rasulullah SAW berpindah menyampaikan khutbah di atas mimbar. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini RakLemari Al-Qur'an dan Mukena untuk Masjid. Rak Lemari Al-Qur'an dan Mukena untuk Masjid dari bahan kayu jati desain minimalis kali ini dibuat khusus untuk masjid dengan ukuran yang menyesuaikan space ruangan. Lemari kitab ini cukup serbaguna dan dapat digunakan untuk menyimpan banyak barang untuk keperluan alat sholat. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Pz-WgB8DZnWKra5thsk-RPP0Bp2PlfAg4Em7yBg4SH_r8Ti-CSWixg== .